Keselamatan kekal adalah rahmat dari Allah. Tidak ada usaha manusia yang tanpa rahmat Allah dapat mencapai keselamatan kekal. Predestinasi baik dari paham Thomist maupun Molinist mengajarkan bahwa sejak semula Allah telah menetapkan beberapa untuk selamat. Ini berarti bahwa siapa yang selamat adalah wewenang penuh Allah.
Lalu, untuk apa Kristus mendirikan Gereja, jika ternyata menjadi anggota Gereja pun belum tentu selamat, jika tidak dipredestinasi selamat oleh Allah? Bukankah bisa saja seseorang saat ini menentang Gereja habis-habisan, tetapi saat meninggalnya tiba-tiba Allah memberinya rahmat pertobatan sehingga ia minta dibaptis? Tentang pertobatan yang drastis mendadak tersebut mungkin bisa diperdebatkan, tetapi dari pertobatan mendadak tadi tampak peran Gereja dalam tata keselamatan.
Kristus telah memberikan wewenang kepada Gereja untuk menyelenggarakan sakramen-sakramen. Tanpa Gereja, tidak akan ada Sakramen Baptis (walaupun dalam keadaan mendesak semua orang bisa membaptis), dan yang terutama, tidak akan ada Sakramen Pengampunan Dosa. Tanpa sakramen-sakramen itu, kita akan tetap dalam keadaan berdosa hingga kematian kita. Melalui sakramen-sakramen yang diselenggarakan Gereja, maka kita bisa berada dalam kedaan terampuni dosa-dosa kita saat kematian, sehingga kita bisa berharap bahwa kita akan terus memandang wajah Allah dalam kehidupan kekal.
No comments:
Post a Comment