Source: https://upload.wikimedia.org |
1. Rasa nasionalitas yang tinggi. Rasa
bangga dan loyal terhadap suatu negara disamarkan dalam ajaran-ajaran theologi.
Contoh: selama masa kekuasaan Turki di Timur Tengah, satu-satunya
wadah bagi para jajahan Turki untuk berkelompok sesuai adat-istiadatnya
adalah Gereja. Jadi mereka dari suku bangsa Armenia membentuk Gereja Armenia,
suku bangsa Koptik membentuk Gereja Koptik, dsb. Dengan demikian, hampir
mustahil terjadi konversi atau perpindahan umat misalnya dari Gereja Armenia ke
Gereja Koptik karena masalah kebangsaan tersebut dan dengan demikian mereka
saling terpisah satu sama lain.
2. Rasa konservatisme yang tinggi.
Sejalan dengan rasa nasionalitas yang tinggi, maka dalam Gereja-gereja yang
saling terpisah tadi muncul rasa konservatisme yang tinggi hingga ke
detail-detail yang paling kecil seperti masalah bahasa. Contoh: Terjadinya
skisma di Bulgaria dan Antiokia adalah karena mereka ingin agar para klerus dan
juga bahasa liturgi yang digunakan sesuai dengan suku bangsa mereka.
Keterangan gambar: Gambar adalah mosaic
pada Altar Gereja Dominus Flevit ("Tuhan menangis") di Yerusalem.
Mosaic tersebut merujuk pada Lukas 13:34 "Yerusalem, Yerusalem..
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam
mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau."
No comments:
Post a Comment