Monday, 10 September 2018

Karakteristik dari Gereja-gereja yang Skismatik


Source: https://upload.wikimedia.org


1. Rasa nasionalitas yang tinggi. Rasa bangga dan loyal terhadap suatu negara disamarkan dalam ajaran-ajaran theologi. Contoh: selama masa kekuasaan Turki di Timur Tengah, satu-satunya wadah bagi para jajahan Turki untuk berkelompok sesuai adat-istiadatnya adalah Gereja. Jadi mereka dari suku bangsa Armenia membentuk Gereja Armenia, suku bangsa Koptik membentuk Gereja Koptik, dsb. Dengan demikian, hampir mustahil terjadi konversi atau perpindahan umat misalnya dari Gereja Armenia ke Gereja Koptik karena masalah kebangsaan tersebut dan dengan demikian mereka saling terpisah satu sama lain.

2. Rasa konservatisme yang tinggi. Sejalan dengan rasa nasionalitas yang tinggi, maka dalam Gereja-gereja yang saling terpisah tadi muncul rasa konservatisme yang tinggi hingga ke detail-detail yang paling kecil seperti masalah bahasa. Contoh: Terjadinya skisma di Bulgaria dan Antiokia adalah karena mereka ingin agar para klerus dan juga bahasa liturgi yang digunakan sesuai dengan suku bangsa mereka.

Keterangan gambar: Gambar adalah mosaic pada Altar Gereja Dominus Flevit ("Tuhan menangis") di Yerusalem. Mosaic tersebut merujuk pada Lukas 13:34 "Yerusalem, Yerusalem.. Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau."


No comments:

Post a Comment